TEMPO.CO, Singapura - Wisatawan yang berkunjung ke Singapura kian dimanja dan dipermudah aktivitasnya. Kini hotel-hotel di Singapura mulai bekerja sama dengan perusahaan transportasi Grab menyediakan skuter listrik alias otoped.
Kendaraan ini sebagai transportasi alternatif bagi turis yang ingin berkeliling kota. Penyediaan skuter itu menjadi daya tarik bagi wisatawan, yang ingin mengeksplor tempat-tempat berjarak dekat tanpa menggunakan angkutan publik mass rapid transit (MRT) atau bus.
Skuter listrik Grab yang dinamai e-Scooter alias GrabWheels ini sudah tersedia di lokasi wisata populer seperti China Town. Salah satu hotel yang menyediakan fasilitas pinjaman skuter adalah Hotel 1887, yang lokasinya tepat berada di jantung pecinan.
Managing Director Hotel 1887 Bryan Ong mengatakan transportasi ini merupakan fasilitas anyar yang digemari tamu turisnya, “Turis kami berasal dari Eropa, Amerika, lalu beberapa negara di Asia. Mereka bisa menggunakannya untuk jalan-jalan di sekitar China Town,” ucapnya kala ditemui di Hotel 1887 kawasan China Town, Trenganu St, Singapura, Jumat, 19 Juli 2019.
Turis-turis yang menginap di kawasan China Town Singapura bisa menikmati skuter Grab. TEMPO/Francisca Christy Rosana Untuk memesan skuter, pengunjung hotel harus memiliki aplikasi Grab di ponselnya. Setelah mengunggah Grab, wisatawan dapat mendaftarkan akun pribadinya dan mengakses aplikasi tersebut.
Di dalam aplikasi itu terdapat pilihan menu e-Scooter yang langsung bisa diklik.”Kemudian pindai barcode pada skuter dan skuter siap digunakan,” ucapnya. Untuk menggunakan aplikasi ini, wisatawan memang akan membayar biaya khusus.
Biaya sewa skuter listrik Grab ini berkisar S$0,50 atau Rp5 ribu per 5 menit. Skuter ini juga bisa disewa untuk hitungan per setengah jam dengan biaya S$ 3 atau sekitar Rp 30 ribu dan dibayarkan melalui dompet digital Ovo.
Dalam trip bersama Agoda, TEMPO menjajal Grab skuter tersebut. Dalam waktu 30 menit, sejumlah kawasan di China Town dapat dijangkau. Misalnya kawasan food street area hingga Buddha Tooth Relic Temple atau kuil sekaligus museum yang kesohor di pecinan.
Moda transportasi hemat energi dan ramah lingkungan ini dapat mengangkut beban hingga 100 kilogram. Namun, tidak disarankan menggunakannya berboncengan.